Sejarah

Penelitian KSI (Knowledge Sector Initiatives) menyimpulkan bahwa kebijakan terkait dengan isu GESI telah cukup maju, tetapi implementasinya masih rendah. Dari sekitar 100 Pusat Studi Wanita/Gender di perguruan tinggi negeri dan swasta, masih banyak yang menghadapi keterbatasan SDM dan kendala birokrasi internal. Selain itu, masih banyak kampus yang belum memandang isu disabilitas sebagai isu penting. 

Sementara itu Catatan Tahunan Komnas Perempuan dari 2015 sampai 2021 menunjukkan bahwa perguruan tinggi adalah lembaga pendidikan dengan kejadian kekerasan terhadap perempuan terbanyak.


Oleh karena itu, pada awal Agustus 2022, dibentuk Direktorat Gender Equality and Social Inclusion (GESI) UNU Yogyakarta. Pembentukan direktorat ini didasari pada sebagian nilai yang dijunjung sekaligus diupayakan perwujudannya di lingkungan UNU Yogyakarta, yakni keadilan, kesetaraan, inklusif dan nir kekerasan.